Konsep Dasar Desain Pembelajaran PAI
KONSEP DASAR DESAIN PEMBELAJARAN PAI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Pembelajaran PAI Berbasis ICT & WEB
Dosen Pengampu :
Oleh :
Kelompok I
Rizki Monoarfa
Tiara Makalalag
Parawati Nusi
Abdul Rahman S. Bonde
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN AMAI GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita Nikmat yang begitu banyak, Salawat dan Salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Akhirul Zaman yaitu Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya, para sahabat, para Tabi’in dan Tabi’in-tabiin serta para pengikut setianya hingga akhir zaman.
Makalah yang berjudul “ konsep dasar pembelajaran berbasis ICT & WEB ini kami susun untuk memenuhi tugas yang diamanahkan kepada kami pada mata kuliah Desain Pembelajaran PAI Berbasis ICT & WEB serta sebagai wasilah untuk memperdalam tentang Desain Pembelajaran dalam pendidikan dan pihak lain yang berkenan membacanya, makalah ini bahasanya sangat sederhana dan focus pada pokok bahasan sehingga mudah dipahami dan memiliki ruang lingkup yang terbatas pada judul diatas.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah mendatang. Dalam menyusun makalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Kami berharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
Latar Belakang............................................................................................................. 1
Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 2
Pengertian Desain Pembelajaran.................................................................................. 2
Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran.................................................................. 3
Pembelajaran Dirancang Dengan Pendekatan Sistem.................................................. 4
Desain Pembelajaran Mengacu pada Bagaimana Seseorang Belajar........................... 4
Desain Pembelajaran Diacukan pada Siswa Perorangan ..............................................5
Desain Pembelajaran Harus Diacukan pada Tujuan .....................................................5
Desain Pembelajaran Harus Diacukan pada Tujuan..................................................... 6
Desain Pembelajaran Melibatkan Variabel Pembelajaran............................................ 6
Desain Pembelajaran Menetapkan Metode Untuk Mencapai Tujuan.......................... 7
Fungsi Desain Pembelajaran......................................................................................... 7
Pengrtian Materi Pembelajaran PAI.............................................................................. 8
Isi Materi Pembelajaran PAI......................................................................................... 10
Jenis-Jenis Materi Pembelajaran PAI .............................................................................11
BAB III PENUTUP...................................................................................................... .13
KESIMPULAN............................................................................................................. 13
SARAN......................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya pendidikan dan sistem pendidikan di Indonesia, seluruh elemen masyarakat, utamanya yang terkait langsung dengan pendidikan dituntut untuk lebih kreatif dan profesional untuk mengembangkan pendidikan. Selain itu, para pelaku pendidikan juga diharapkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan bersama sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pendidikan. Untuk itulah perlu adanya cara atau metode untuk menjawab tangtangan - tantangan yang muncul seiring dengan berkembangnya waktu, maka muncullah cara atau metode yang disebut perencanaan dan desain pembelajaran yang diharapkan akan lebih memudahkan proses belajar mengajar, dan khususnya yang berkaitan dengan pendidikan agama islam. Maka dari itu pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian perencanaan, desain-desain pembelajaran yang tujuannya untuk mempermudah dalam prosese belajar mengajar.
B. Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan Desain Pembelajaran?
Apakah tujuan dari Desain Pembelajaran?
Fungsi Desain Pembelajaran?
C. Tujuan
Mengetahui yang dimaksud dengan Desain Pembelajaran
Mengetahui tujuan Desain Pembelajaran
Mengetahui fungsi Desain Pembelajaran
BAB I I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Desain Pembelajaran
Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusannya berbeda-beda satu dengan yang lain. Cunningham misalnya mengemukakan bahwa perencanaan itu ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta-fakta,imajinasi-imaj dan asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaiaan. Perencanaan di sini menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Apa wujud yang akan datang itu dan bagaimana usaha untuk mencapainya adalah merupakan perencanaan.
Definisi yang kedua mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber. Bagaimana seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan disini menekankan kepada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang akan datang yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan, ialah menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang diinginkan.
Sementara itu definisi yang lain tentang perencanaan dirumuskan sangat pendek yaitu: perencanaan adalah suatu cara untuk mengintisipasi dan menyeimbangkan perubahan. Dalam definisi ini ada asumsi bahwa perubahan selalu terjadi. Perubahan lingkungan ini selalu di antisipasi, dan hasil antisipasi ini dipakai agar perubahan itu berimbang. Artinya perubahan yang terjadi di luar organisasi pembelajaran tidak jauh berbeda dengan perubahan yang terjadi pada organisasi itu, dengan harapan agar organisasi tidak mengalami kegoncangan. Jadi makna perencanaan disini adalah usaha merubah organisasi agar sejalan dengan perubahan lingkungannya.
Ketiga definisi yang telah dikemukakan di atas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda. Yang satu mencari wujud yang akan datang serta usaha untuk mencapainya, yang lain menghilangkan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan masa mendatang, dan yang satu lagi mengubah keadaan agar sejalan denga keadaan lingkungan yang juga merubah. Meskipun demikian pada hakekatnya ketiganya adalah bermakna sama yaitu sama-sama ingin mencari dan mencapai wujud yang akan datang, tetapi yang pertama dan kedua tetapi tidak dinyatakan secara eksplisit bahwa wujud yang dicari itu akibat terjadinya perubahan, termasuk perubahan dalam cita-cita.
Berdasarkan rumusan diatas, maka dapat dibuat suatu rumusan baru tentang apa itu perencaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran
Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan diatas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut: untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan system. Perencanaan desain pembelajaran diacuka pada bagaimana seseorang belajar. Untuk merencankan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan. Pemebelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran. Sasaram akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.
Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran. Inti dari desain pembelajaran yang dibauat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
C. Pembelajaran Dirancang Dengan Pendekatan Sistem
Untuk mencapai kualitas pembelajaran, maka desain pembelajaran yang dilakukan haruslah didasarkan pada pendekatan system. Hal ini disadari bahwa dengan pendekatan system, akan memberikan peluang yang lebih besar dalam mengintegrasikan semua variabel yang mempengaruhi belajar, termasuk keterkaitan antar variabel pengajaran yakni variabel kondisi pembelajaran, variabel metode, dan variabel hasil pembelajaran.
Desain Pembelajaran Mengacu pada Bagaimana Seseorang Belajar
Kualitas pembelajaran juga banyak tergantung pada bagaimana pembelajaran itu dirancang. Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan perancangnya. Apakah bersifat intuitif atau bersifat ilmiah. Jika bersifat intuitif, maka rancangan pemebelajaran tersebut banyak diwarnai oleh kehendak perancangnya. Tetapi jika dibuat berdasarkan pendekatan ilmiah, maka rancangan pembelajaran tersebut diwarnai oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para ilmuan pembelajaran. Di samping itu pendekatan lain adalah pembuatan rancangan pembelajaran bersifat intuitif ilmiah yang merupakan paduan antara keduanya, sehingga rancangan pembelaaran yang dihasilkan disesuaikan dengan pengalaman empirik yang pernah ditemukan pada saat melaksanakan pembelajaran yang dikembangkan pula dengan penggunaan teori-teori yang relevan. Berdasarkan tiga pendekatan ini, maka pendekatan intuitif ilmiah akan dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih shahih dari dua pendekatan lainnya bila hanya digunakan secara terpisah.
Berbagai teori yang telah dikembangkan mengenai belajar, misalnya teori behavioristik yang menekankan para perilaku yang nampak sebagai hasil belajar. Teori pengelolaan imformasi yang menekankan pada bagaimana suatu informasi itu diolah dan disimpan dalam ingatan. Teori ketiga berpijak pada psikologi kognitif yang memandang bahwa proses belajar adalah sudah dimiliki siswa, dan hasil belajar akan berupa terbentuknya struktur pengetahuan yang baru yang lebih lengkap.
D. Desain Pembelajaran Diacukan pada Siswa Perorangan
Seseorang belajar memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan atau perilaku belajar dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi tindakan atau perilaku belajar itu akan tetap berjalan sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa yang lambat dalam hal berpikir, tidak mungkin dapat dipaksa segera bertindak secara cepat. Sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi tidak mungkin dipaksa bertindak dengan cara lambat. Dalam hal ini jika perencanaan pembelajaran tidak diacukan pada individu yang belajar seperti ini, maka besar kemungkinan bahwa siswa yang lambat belajar akan makin tertinggal, dan yang cepat berpikir makin maju pembelajarannya. Akibatnya proses pembelajaran yang dilakukan dalam suatu kelompok tertentu akan banyak mengalami hamabatan karena perbedaan karakteristik siswa yang tidak diperhatikan. Hal lain yang merupakan karakteristik siswa adalah perekembangan intelektual siswa, tingkat motivasi, kemampaun berpikir, gaya kognitif, gaya belajar, kemampuan awal dan lain-lain. Berdasarkan karakteristik ini, maka rancangan pembelajran mau tidak mau harus diacukan pada pertimbangan ini.
E. Desain Pembelajaran Harus Diacukan pada Tujuan
Hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil tak langsung (pengiring). Perancangan pembelajaran perlu menilai hasil pembelajaran yang langsung dapat diukur setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah melalui keseluruhan proses pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau hasil pengiring. Perancangan pembelajaran seringkali merasa kecewa dengan hasil nyata yang dicapainya karena ada sejumlah hasil yang tidak segera bisa diamati setelah pembelajaran berakhir, terutama hasil pembelajaran yang termasuk pada rana sikap. Padahal ketercapaiaan rana sikap biasanya terbentuk setelah secara kumulatif dan dalam waktu yang relatif lama terintegrasi keseluruhan hasil langsung pembelajaran.
F. Desain Pembelajaran Harus Diacukan pada Tujuan
Sebagaimana disebutkan diatas, pembelajaran adalah upaya pembelajaran siswa dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang ditata dengan baik, strategi yang direncanakan akan memberikan peluang dicapainya hasil pembelajaran. Disamping itu peran guru sebagai sumber belajar telah diatur secara terencana, pelaksanaan evaluasi baik formatif maupun sumatif telah terencana, memberikan kemudahan siswa untuk belajar. Dengan desain pembelajaran, setiap kegiatan yang dilakukan guru telah terencana, dan guru dapat dengan mudah melakukan kegiatan pembelajaran. Jika hal ini dilakukan dengan baik, maka sudah barang tentu sasaran akhir dari pembelajaran adalah terjadinya kemudahan belajar siswa dapat dicapai.
G. Desain Pembelajaran Melibatkan Variabel Pembelajaran
Desain pembelajaran diupayakan mencakup semua variabel pengajaran yang dirasa turut mempengaruhi belajar ada tiga variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangakan dalam merancang pembelajaran. Ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi, metode dan variabel hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran adalah mencakup semua variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh perencana pembelajaran, dan harus diterima apa adanya. Yang masuk dalam variabel ini adalah tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, dan karakteristik siswa. Sedangkan variabel metode pembelajaran adalah mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pemebelajaran dalam kondisi tertentu. Yang masuk dalam variabel ini adalah strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran. Sedangkan variabel hasil pembelajaran mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan metode tertentu pada kondisi tertentu, seperti keefektifitan pembelajaran, efisiensi pembelajaran, dan daya tarik pembelajaran.
1. Desain Pembelajaran Menetapkan Metode Untuk Mencapai Tujuan
Inti dari desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Focus utama dalam perancangan pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengembanagn variabel metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil pembelajaran. Analisis akan menunjukkan bagaimana kondisi pembelajarannya, dan apa hasil pembelajaran yang diharapakan. Setelah itu, berulah menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang diambil dari setelah perencang pembelajaran mempunyai informasi yang lengkap mengenai kondisi nyata yang ada dari hasil pembelajaran yang diharapkan.
Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah (1) tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi, (2) metode (strategi) pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran, dan (3) kondisi pembelajaran yang berbeda bisa memiliki pengaruh yang konstiten pada hasil pengajaran.
J. Fungsi Desain Pembelajaran
Meningkatkan kemampuan pembelajaran (instruktur, guru, widyaiswara, dosen, dll) menghasilkan sumber belajar, mengembangkan system belajar mengajar, mengembangkan organisasi menjadi organisasi belajar, sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan, sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur, baik unsure guru maupun murid dan lain sebagainya.
K. Pengrtian Materi Pembelajaran PAI
Pendidikan Agama Islam adalah salah satu subyek pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan di Indonesia, karena kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan yang dapat diwujudkan secara terpadu dengan dimensi kehidupan lain pada setiap warna Negara.
Pendidikan Agama Islam adalah merupakan salah satu bidang studi yang lurus dipelajari dalam rangka menyelesaikan pendidikan pada tingkat tertentu, yang di desain dan diberikan kepada pembelajaran yang beragama Islam agar mereka dapat mengembangkan dan meningkatkan keberagaman.
Ada beberapa istilah kunci yang seringkali digunakan secara rancu, jika membahas mengenai Pendidikan Agama Islam, yaitu: Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Islam dan Pendidikan Keislaman.
Kerancuan istilah-istilah tersebut, disebabkan oleh tidak jelasnya konsep dan batasannya. Seringkali ketiga istilah itu digunakan dengan makna yang sama, dan pada saat lain mengacu pada makna yang berbeda, dan juga biasanya digunakan secara “interchangeable”, saling dipertukarkan.
Ketidakjelasan dan kerancuan makna dari ketiga istilah ini disebabkan juga pada tujuan akhir yang sama yaitu terbentuknya kepribadian muslim. Namun demikian, secara operasional sosok muslim yang ideal berbeda maknanya dalam ketiga istilah tersebut. Sekaitan dengan hal itu, ketiga istilah akan dijelaskan secara singkat untuk menghindari ketidakjelasan dan kerancuan makna.
Dalam system Pendidikan di Indonesia, Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu bidang studi yang harus dipelajari dalam rangka menyelesaikan pendidikan pada tingkat tertentu, yang didesain dan diberikan kepada pembelajar yang beragama Islam agar mereka dapat mengembangkan dan meningkatkan keberagamannya.
Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat diberikan dalam satu bidang studi secara utuh atau dalam beberapa bidang studi secara terpisah, baik oleh guru yang sama maupun beberapa guru yang berbeda.
Sedangkan pengertian Pendidikan Islam adalah suatu system pendidikan yang dimaksudkan untuk membentuk manusia muslim yang sesuai dengan pandangan Islam. Sebagai suatu system, Pendidikan Islam memiliki komponen-komponen atau factor-faktor pendidikan secara keseluruhan yang mendukung terwujudnya pembentukan kepribadian muslim yang ideal.
Berbeda dengan Pendidikan Agama Islam yang lebih menekankan pada nilai-nilai Islam untuk memberi warna pada kualifikasi lulusan,
Kualifikasi lulusan, maka Pendidikan Islam lebih menekankan pada kepribadian muslim yang memiliki kualifikasi tertentu. Dengan demikian, system Pendidikan Islam tidak hanya terbatas pada subyek pelajaran serta seluruh komponen dan factor pendidikan. Bahkan dengan system ini, subyek pelajaran berintegrasi dengan subyek pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Selanjutnya, istilah Pendidikan Keislaman merupakan salah satu jenis pendidikan keagamaan, yakni pendidikan yang secara khusus dimaksudkan untuk memberikan bekal professional di bidang keagamaan kepada pembelajar Pendidikan ini diselenggarakan dalam rangka mempersiapkan pembelajar agar kelak mampu mengemban tugas yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran Agama Islam.
Dalam system pendidikan di Indonesia, secara kelembagaan, Pendidikan Keislaman diselenggara kan melalui madrasah dan Perguruan Tinggi Agama Islam. Karena bertujuan menyiapkan tenaga professional di bidang Agama Islam, maka pendidikan ini hanya diperuntukkan bagi pembelajar yang beragama Islam saja.
Dari uraian diatas, tampak jelas bahwa ketiga istilah tersebut secara konsepsional memiliki acuan makna yang berbeda sehingga penggunanaannya tidak dapat dipertukarkan. Dalam pembahasan selanjutnya, Pendidikan Agama Islam akan mengacu pada pengertian sebagaimana yang telah dikemukakan, yakni bidang studi yang berisi tentang ajaran Agama Islam, yang pada umumnya telah tersusun secara sistematis dalam ilmu-ilmu keislaman, yang harus dikuasai oleh pembelajar pada tingkat atau level tertentu.
Dengan demikian, yang dimaksudkan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu upaya untuk membelajarkan pembelajar yang beragama islam tentang ajaran Islam sebagaimana yang tersususn secara sistematis dalam ilmu-Ilmu keislaman.
Sedangkan pengertian materi Pembelajaran PAI adalah satu bidang yang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam ajaran Islam yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
Contoh sederhana materi pembelajaran adalah sebagai berikut. Untuk Kompetensi Dasar (KD): mengidentifikasi cirri-ciri orang munafik. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan KD ini meliputi cirri-ciri orang munafik. Yakni apabila dia berkata dia bohong, apabila berjanji dia ingkar, apabila diberi amanah dia khianati, Namun, seberapa dalam dan seberapa luas materi pembelajaran PAI ini untuk siswa kita. Dari mana saja sumber meteri pembelajaran ini dapat kita peroleh , dan bagaimana mengemas materi pembelajaran ini, tentu saja memerlukan pemahaman yang lebih dalam tentang pengembangan materi pembelajaran PAI.
L. Isi Materi Pembelajaran PAI
Isi materi pembelajaran adalah bidang studi yang telah dipilih berdasarkan Kriteria keilmuan dan penggunaannya dapat menunjang tercapainya tujuan institusional (lembaga). Bidang studi pada dasarnya adalah pengetahuan dan pengalaman manusia pada masa lampau yang disusun secara logis melalui prosedur dan metode keilmuan.
Hyman (1973) memberikan batasan tentang isi materi pembelajaran adalah: Ilmu Pengetahuan (seperti fakta, keterangan, prinsip-prinsip, definisi), keterampilan dan proses (seperti membaca, menulis, berhitung, menari, berpikir kritis, berkomunikasi lisan dan tertulis) dan lain-lain (seperti konsep tentang hal-hal baik dan buruk, betul dan salah, indah dan jelek).
Pendidikan Agama Islam dikategorikan sebagai salah satu bidang studi yang menjadi muatan atau system kurikulum di berbagai jalur, jenis, dan jenjang pendidikan di Indonesia (UUSP. 2003), memiliki content (isi) pengetahuan berupa fakta, konsep, prosedur dan prinsip, dan berisi keterampilan dan nilai.
Secara lebih terperinci ketiga isi materi pembelajaran PAI tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Isi materi pembela jaran PAI yang berupa pengetahuan meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
M. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran PAI
Hadjar (1999) mengatakan bahwa materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
Materi dasar adalah materi pokok yang wajib dipelajari oleh setiap muslim.
Materi sekuensial adalah suatu materi atau bidang studi yang menjadi penunjang materi dasar.
Materi instrumental adalah materi atau bidang studi yang menjadi alat untuk memahami materi dasar dan sekuensial.
Materi pengembangan personal adalah materi yang dapat menambah wawasan keislaman seseorang.
Materi dasar, adalah materi yang penguasaannya menjadi kualifikasi lulusan dari pembelajaran yang bersangkutan. Meteri jenis ini diharapkan dapat secara langsung membantu terwujudnya sosok individu yang ideal. Dalam Pendidikan Agama Islam, materi tersebut diharapkan dapat mengantarkan pembelajar untuk mewujudkan dimensi keberagamannya (sosok sebagai seorang muslim). Materi tersebut meliputi:
a) Ilmu Tauhid (dimensi kepercayaan),
b) ilmu fiqh (dimensi perilaku ritual dan sosial), dan
c) ilmu akhlaq (dimensi komitmen).
a) Ilmu Tauhid (dimensi kepercayaan),
b) ilmu fiqh (dimensi perilaku ritual dan sosial), dan
c) ilmu akhlaq (dimensi komitmen).
Materi sekuensial, adalah materi yang dimaksudkan untuk dijadikan penopang dalam mengembangkan lebih lanjut materi-materi dasar. Materi ini dapat secara langsung dapat mengantarkan pembelajara kepada peningkatan dimensi keberagaman mereka, tetapi sebagai landasan yang akan mengokohkan materi dasar. Materi ini meliputi:
a) Ilmu Al-qur’an (Ilmu tafsir, ilmu qiraat),
b) Ilmu Hadist , dan
c) Ilmu Ushul Fiqh
a) Ilmu Al-qur’an (Ilmu tafsir, ilmu qiraat),
b) Ilmu Hadist , dan
c) Ilmu Ushul Fiqh
Materi Instrumental, adalah materi yang dijadikan sebagai alat untuk menguasai materi dasar dan materi sekuensial. Jadi, materi ini secara langsung tidak dapat meningkatkan keberagaman pembelajar. Akan tetapi, penguasaan materi dapat digunakan untuk mempermudah pemahaman materi-materi dasar dan sekuensial, seperti bahasa Arab. Penguasaan materi bahasa Arab dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman materi dasar yang pada umumnya ditulis dalam bahasa Arab, misalnya sumber utama ajaran Islam. Al-Qur’an dan Hadist.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.
pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil tak langsung (pengiring). Perancangan pembelajaran perlu menilai hasil pembelajaran yang langsung dapat diukur setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah melalui keseluruhan proses.
Meningkatkan kemampuan pembelajaran (instruktur, guru, widyaiswara, dosen, dll) menghasilkan sumber belajar, mengembangkan system belajar mengajar, mengembangkan organisasi menjadi organisasi belajar, sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
SARAN
Penulis sangat menyadari bahwadalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, dengan meningkatkan wawasan kita dan pengetahuan kita.

Komentar
Posting Komentar